Pemindahan tanaman atau yang kita kenal dengan transplanting merupakan hal yang sangat penting dalam teknik budidaya jenis-jenis tanaman sayur dan buah. Adapun beberapa kegiatan seperti potting, repotting, pricking off, balling dan setting out merupakan kegiatan yang berkaitan dengan transplanting (pemindahan tanam).

  1. Potting merupakan kegiatan pemindahan tanaman/bibit dari bedengan semai atau flat pembibitan ke pot-pot yang telah disiapkan dengan tanah dan campuran pupuk.
  2. Repotting merupakan kegiatan pemindahan tanaman dari pot-pot/polybag yang lebih kecil ke pot-pot yang berukuran lebih besar.
  3. Pricking off merupakan cara persemaian dengan hanya menaburkan benih di atas bedengan semai untuk kemudian dipindah tanamkan ke polibag maupun ke bedengan-bedengan yang tersedia.
  4. Setting out merupakan tindakan pemindahan tanaman dari pot-pot, flat maupun bedengan ke tempat penanaman di lapang.

 Salah satu kendala yang biasa dihadapi nursery-man atau penjual tanaman dalam wadah (pot) adalah pertumbuhan tanaman dalam pot yang melambat bahkan terhenti. Salah satu penyebab terhentinya pertumbuhan tanaman adalah karena media tumbuh (tanam) yang telah memadat dan mengeras dalam pot. Mengerasnya media tumbuh dalam pot tersebut disebabkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :

  1. Periode tanam yang panjang dan menahun,
  2. Pertumbuhan akar yang telah memenuhi seluruh bidang pot,
  3. Keterbatasan asupan nutrisi bagi tanaman, baik jenis, jumlah dan waktu pemberiannya
  4. Penggunaan media tanam yang keliru, baik jenis maupun komposisinya
  5. Kemampuan tanaman yang menurun untuk tumbuh dan berkembang secara normal

 Penggantian media tanam tabulampot sebenarnya bukanlah hal mutlak yang harus dilakukan. Meskipun media tanam tabulampot tidak pernah diganti, namun jika pemberian nutrisi organik dan anorganik berlangsung secara teratur dan dalam jumlah yang cukup, tanaman akan tetap tumbuh dengan baik, untuk menyelesaikan semua siklus hidupnya serta berproduksi dengan baik pula.

Penggantian media tanam umumnya dilakukan dengan mengikuti dua cara, yaitu penggantian media tanam sekaligus penggantian ukuran pot yang lebih besar, dan enggantian media tanam tanpa diikuti dengan penggantian pot, yang berarti harus dilakukan pengurangan massa akar dari volume akar sebelumnya agar diperoleh ruangan baru untuk mengganti media tanam yang juga baru. 

 Pertumbuhan merupakan hal penting yang harus diperhatikan ketika menanam tanaman di pot. Kita harus mengganti pot tanaman ke wadah yang lebih besar bila tanaman yang kita punyai tumbuh kian besar dan akarnya juga sudah semakin banyak.

Transplanting adalah memisahkan bibit dari sekelompoknya hingga menjadi tanaman individu dalam suatu wadah hingga tanaman individu dalam suatu wadah tersendiri sesuai dengan ukuran dan pertumbuhannya.

Tujuan Transplanting:

  1. Mempercepat pertumbuhan bibit
  2. Mempermudah bibit menyesuaikan diri dengan lingkungan
  3. Mengurangi tingkat kematian bibit dilapangan
  4. Memudahkan dalam pemindahan bibit ke lapangan.

 Dalam pelaksanaan transplanting, bibit yang disemai akan mengalami proses kerusakan terutama pada sistem perakarannya. Hal ini erat kaitannya dengan proses absorbsi dengan transpirasi yang berlangsung secara bersamaan dimana saat pemindahan, tanaman akan berhenti mengabsorbsi air sementara di lain pihak proses transpirasi tetap berlangsung. Dengan demikian akan terjadi reduksi air di dalam bibit tanaman. Untuk mengembalikan pada keadaan awal, diperlukan adanya daya bangun (recovery) atau daya sembuh dari tanaman-tanaman itu sendiri. Pada dasarnya daya recovery dari tanaman-tanaman sayur dan buah yang herbaceous (berbatang lunak) tergantung dari : (a) ukuran dan umur tanaman (size and age of plant), (b) jenis tanaman dan (c) perlakuan pada waktu pemindahan.

Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding terbalik dengan jumlah akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin panjang umur tanaman, akan mengakibatkan lebih sedikitnya akar rambut yang tertinggal. Hal ini tentunya berhubungan dengan kemampuan tanaman tersebut dalam mengadakan absorbsi air dan unsur hara. Pada umumnya tanaman/bibit sudah dapat dipindahkan setelah terlihat pemunculan daun sebenarnya (true leaves) sebanyak 2–3 helai. Ukuran dan umur tanaman juga berhubungan langsung dengan makin luasnya permukaan daun (transpirasi). Berdasarkan kenyataan tersebut, banyak pengusaha sayuran dan tanaman hias mengadakan pemindahan tanaman saat tanaman tersebut masih kecil.

Alat yang digunakan dalam kegiatan transplanting meliputi ember, gembor, tongkat kayu, sekop atau alat pengungkit.

Tata Laksana Repotting dan Transplanting

 Repotting

  1. Sediakan Pot dengan Ukuran Lebih Besar

Langkah pertama adalah menyiapkan pot baru dengan ukuran yang lebih besar ketimbang ukuran pot sebelumnya. Sebaiknya cari pot yang ukurannya 2 kali lebih besar untuk tanaman jenis buah supaya kita tidak perlu mengganti pot sesering mungkin.

  1. Masukkan Media Tanam ke Pot Baru

Tahap berikutnya adalah memasukkan media tanam ke dalam pot baru dengan jumlah 1/3 volume ukuran pot. Sebaiknya media tanam terbuat dari campuran tanah subur (bukan pasir lho ya), sekam, dan pupuk dengan perbandingan 1:3:2.

 Cabut Tanaman dari Pot Lama

Sesudah pot yang baru siap, langkah selanjutnya adalah cabut tanaman dari pot yang lama. Hal yang perlu diingat adalah kita jangan mencabut tanaman secara langsung supaya akarnya tidak terlukai. Cara yang tepat untuk mencabut tanaman tersebut adalah tepuk-tepuk permukaan pot dengan memakai tangan untuk mengeluarkan tanaman dari pot asal.

 Angkat Tanaman Pelan-pelan

Kalau tanah dan akar tanaman telah terlepas dari pot yang lama, maka angkat tanaman beserta tanah-tanahnya secara perlahan-lahan. Posisi tangan mesti berada di pangkal batang tanaman, bukan di ujung atau pucuknya.

 Masukkan Tanaman ke dalam Pot Baru

Tahapan yang ke-lima adalah masukkan tanaman ke dalam pot baru yang telah terisi oleh 1/3 media tanam tadi. Tempatkan batang tanaman agar berada pas di tengah pot. Lalu, tambahkan media tanam di bagian pinggir dan atasnya sampai mencapai bibir pot.

 Siram Tanaman

Langkah yang terakhir adalah menyiram tanaman dengan memakai siraman berair lembut. Jangan menggunakan selang dari keran air! Untuk langkah penyesuaian, jangan langsung menempatkan tanaman di tempat panas, tetapi letakkan di tempat teduh terlebih dahulu selama 5 – 7 hari. Tanaman akan bebas dari stres bila pemindahannya dilakukan secara benar.

 Daftar Referensi

Acquaah, G. 2002. Horticulture – Principles and Practices. Second Edition. Pentice Hall, New Jersey.

Mantyla, J. 1993. Manual Persemaian. Proyek Pembangunan Pusat Persemaian. Kerjasama antar Departemen Kehutanan dengan Enso Forest Development Ltd.

Mather, H. 2002. Nursery stock production using the pot-inpot technique. Department of Horticulture, Ohio State University.

Santoso, B.B. 2022. Media Tumbuh Bibit Kelor (Moringa oleifera Lam.). Penerbit dan Percetakan CV. Putra Rinjani. ISBN: 978-623-5927-11-8. www.cvputrarinjani.id

.

Share This